top of page

Identification of Correlation CBD and Built-Up Characteristic Index to Property Value with the Utilization of Remote Sensing in Surabaya City

Oleh:

Willy Wafa Dwijaya

Bhumi Varta Technology, Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Gambar: Residential Property Prices Estimation In Surabaya


Perkembangan urbanisasi yang pesat di kota-kota besar menuntut pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga properti, terutama di kota metropolitan seperti Surabaya. Dengan menggunakan metode penginderaan jauh dan analisis spasial, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara indeks built-up area, volume bangunan, dan jarak dari Central Business District (CBD) terhadap harga properti di Kota Surabaya. Studi ini memberikan wawasan penting bagi perencana kota, pengembang, dan pelaku bisnis properti dalam memprediksi dan memahami dinamika harga properti berdasarkan karakteristik fisik dan lokasi properti.


Penelitian ini menggunakan data dari citra satelit Sentinel 2A dan mengaplikasikan beberapa metode analisis spasial seperti X-Mean Classification, Band Ratio for Built-Up Area (BRBA), dan Pearson Correlation. Metode X-Mean digunakan untuk mengklasifikasikan lahan di Surabaya, sementara BRBA digunakan untuk mengekstraksi indeks built-up yang mencerminkan tingkat urbanisasi. Selanjutnya, analisis proximity mengukur jarak properti dari CBD, dan analisis korelasi Pearson dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara parameter tersebut dengan harga properti.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks built-up memiliki korelasi positif signifikan terhadap harga properti residensial, tetapi tidak berkorelasi dengan harga properti komersial. Selain itu, jarak dari CBD memiliki korelasi negatif baik untuk properti residensial maupun komersial, artinya semakin dekat suatu properti ke CBD, semakin tinggi nilainya. Volume bangunan juga berkorelasi negatif terhadap harga properti residensial, sementara tidak menunjukkan korelasi untuk properti komersial.


Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa harga properti residensial di Kota Surabaya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu indeks built-up, volume bangunan, dan jarak dari CBD. Sementara itu, harga properti komersial hanya dipengaruhi oleh jarak dari CBD. Estimasi harga properti residensial berdasarkan metode weighted overlay menunjukkan rentang harga yang bervariasi dari Rp165.000.000 hingga Rp33.000.000.000, sementara harga properti komersial dipengaruhi oleh jarak dari CBD dengan rentang harga Rp175.000.000 hingga Rp37.000.000.000. Hasil penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk analisis properti di Surabaya, meskipun masih memerlukan validasi lebih lanjut untuk memastikan ketepatan hasilnya.


Penjelasan lebih lengkap dapat diakses pada materi di bawah ini!



Comments


©2024 by Aptanata Learning Community

bottom of page